script type= "text/javasript">if Catatan Cinta Ibu Langsung ke konten utama

Postingan

Luka Hati.

Menikmati pagi itu adalah  soal jiwa, soal batin . Dan mungkin orang tidak bisa melakukannya setiap hari. Karena setelah bangun tidur, Anda akan buru-buru mempersiapkan diri berangkat ke tempat kerja. Bahkan  sarapan   yang katanya harus  pun, seringkali Anda beralasan tidak sempat. Karena tempat kerja jauh, atau karena akan menemui macet. Suatu hari di jalan... Aku nelangsa, dan mungkin sedikit nyinyir.  Waktu itu aku sedang menaiki motor, bertemu dengan sepasang suami istri yang berseragam kantor daerah. Bukan bertemu. Tepatnya motor mereka berjalan di depanku. Saat itu masih pagi benar. Sekitar jam enam pagi. Sementara jam kantor di sini dimulai setengah delapan, kalau tidak salah. Seperti yang kukatakan tadi. Aku nyinyir.  Sesuatu bergelayut di hatiku.  Seakan menyalahkan mereka. Suami istri sepagi ini  sudah keluar rumah untuk bekerja. Jam berapa mereka bangun dan mandi? Mungkin saja saat azan subuh. Tapi mandi pada jam lima, aku tidak bisa membayangkan. Udara di sini ha

Anak Ibu, Jangan Saling Iri

Mencegah konflik kakak beradik sejak kecil, termasuk tugas seorang ibu, loh Moms. Dengan membiasakan mereka rukun sejak kecil, akan membantu anak-anak kita saling menyayangi dan perduli satu sama lain di usia dewasa. Hebat ya... Foto: dokpri Jika Moms bertanya-tanya, apa hubungannya rukun sejak kecil, dengan saling menyayangi di antara mereka di usia dewasa, jawabannya seperti membiasakan anak-anak menabung di masa kecilnya, agar kelak mereka pandai mengelola keuangannya. Semacam training  sedari kecil Moms. Lalu bisakah setiap Moms membantu mereka? Berikut tips nya: 1. Menyiapkan pola pikir     Tentu saja diawali dengan pola pikir tentang siapa kakak, siapa adik, agar anak-anak paham posisi masing-masing. Moms harus membuka pemahaman ini bahwa anak-anak seperti satu tubuh dengan saudaranya. Jika adik sakit, sang kakak juga akan sedih, dan sebaliknya. 2. Memberitahu peran masing-masing     Tak jarang dalam sebuah keluarga, hubungan persaudaraan berjalan begitu saja

Jadi Moms happy, yuk belajar....

Foto Pixabay Bolehkah ibu menyusui (busui) minum es? Bolehkah makan makanan pedas? Bolehkah saat saya sakit minum obat, tetapi tetapmemberikan ASI? Apakah bayi saya cukup kenyang? dan sebagainya....   Pertanyaan-pertanyaan ini kerap muncul di benak Moms  ya... Apalagi new moms... Foto Pixabay Menjadi ibu adalah pekerjaan mulia. Seekor anak burung saja, yang induknya mati tertembak oleh pemburu, moms akan iba melihatnya. Bagaimana tiga ekor anak burung di sarangnya bisa makan? Cicitnya kian melengking karena lapar. Sang induk burung tak kunjung datang. Anak-anak burung semakin kelaparan. Juga kehausan. Dan seterusnya. Jabatan sebagai "ibu"  akan dimulai sejak bayi kita hadir ke dunia. Berbagai rasa sakit demi memperjuangkan kelahirannya, akan menjadi pengalaman luar biasa. Lalu menyusui, merawat, mendidik, menjaga... alangkah mulianya.  Tetapi surga  memang tak akan didapat dengan cara yang mudah. Moms  harus ikhlas, harus berjuang, dan senantiasa menambah ilmu. Menjadi ibu ya

Rambut bayiku

Ada yang memesonaku, saat kelahiran anak keduaku. Saat perawat menggendongnya sesaat setelah lahir. Posisiku lebih di bawah dari bayiku. Jadilah yang terlihat, rambut bayiku yang hitam dan tebal. Menjadi istimewa Moms, saat pandangan pertama pada bayi kita. Karena saat masih dalam kandungan, seorang ibu bisa sangat kangen dan penasaran dengan wajah bayinya. Pernah mengalami hal yang sama? Sebenarnya masih ada hal lain yang membuatku bertambah cinta pada bayiku ini. Dari hari ke hari, naluriku sebagai ibu kian tumbuh subur dan sulit kugambarkan. Inilah yang dikatakan menerima karunia, Moms. Banyak yang memuji, tetapi banyak juga yang bertanya. Kalau diingat-ingat, akupun tak menyadari apa saja yang kulakukan semasa hamil. Yang jelas, rambut bayiku sangat berbeda dengan bayi-bayi lainnya yang "minimalis" alias tipis. Anak keduaku Minum susu bumil Kalau yang satu ini, jujur memang aku sempat minum satu kotak saja di awal kehamilan. Susah memang, membiasakan minum susu kalau dari

Indahnya Punya Tiga Anak Perempuan

Taman Balaikota Palu Punya tiga orang anak perempuan dalam rentang 9 tahun, rasanya sungguh luar biasa  Moms . Yang pasti seru dan bahagia.  Saya juga serasa diberi tantangan menghadapi keunikan dan hasrat mereka. Alhamdulillah  dengan berjalannya waktu, trik menghadapi anak-anak perempuan yang berbeda usia ini, dapat saya kuasai. Dan berikut ringkasannya: Awali dengan memberi pengertian Tentu setiap tindakan harus diawali dengan pola pikir.  Moms  bisa menerangkan hal mana yang baik, kurang baik, tidak baik, dan hal mana yang salah, beserta alasannya.  Gunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Pekerjaan ini diibaratkan mengisi botol . Perlu takaran, kesabaran, bahkan berulang-ulang.   Tetapi lambat laun mereka akan mengerti. Beri waktu Hal apapun yang Moms  ajarkan kepada anak-anak, tidak akan secara express  diserap dan dilaksanakan oleh mereka. Bahkan setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk "mencerna"nya. Ada yang cepat paham, dan ada yang membutu

Cerita Pets: Ros dan teman-teman

Hanya dengan melihat foto kucing, mendadak saya jadi kekanakan lho... Saya memdadak terpesona dengan kelucuan hewan berkumis ini. Apalagi kalau harus mengelus bulunya yang lembut. Hmm... Tapi saya ngga sendirian kok . Ada banyak penggemar kucing juga, baik kucing kampung maupun ras berhidung pesek nan lucu. Bahkan banyak dari peminat kucing yang merogoh kocek lebih dalam demi merawat kucing kesayangan mereka sebaik mungkin. Sebenarnya kebiasaan saya dan anak-anak memelihara kucing berawal dari suami. Suatu hari, saat hujan turun dengan lebatnya, seekor kucing buduk mampir ke depan rumah kami. Suami memberi teduhan sekedarnya. Eh, si kucing jadi rutin datang meminta nasi sisa. Suami memberikan dengan senang hati pula. Alhasil, beberapa bulan kemudian si kucing beranak pinak. Genap setahun, induk kucing sudah beranak sebanyak tiga kali, bahkan sekarang mempunyai tiga cucu. Hihi...geli deh. Kucing bisa punya cucu juga. Selain kucing kampung, saya dan anak-anak juga memelihara dua ekor kuc

Cerita: Sang Pendidik

Musim pandemi covid 19.  Ngga enak bacanya ya, moms .  Tapi apapun yang Allah berikan dalam hidup kita, mesti kita terima dan berusaha jalani dengan ikhlas.  Dan kali ini, aku akan sharing  tentang dua anakku yang mendapat perlakuan berbeda, dari dua guru wali kelas yang berbeda pula. Tentunya salah satunya, tidak enak di hati, sampai menjadi bahan tulisan ini. Simak deh Moms. Memang tidak gampang ya Moms, untuk bertahan di tengah wabah ini. Bagi kita orang dewasa saja sulit, apalagi bagi anak-anak yang biasanya banyak menghabiskan waktunya justru bukan di rumah. Sekarang, anak-anak harus menyesuaikan diri dengan hal-hal yang berbeda 180 derajat. Bagaimana pula dengan aktifitas sekolah?  Rentetan imbas wabah corona  yang mau tak mau, harus dirasakan oleh anak-anak kita adalah, terpaksa harus belajar di rumah (BDR), dan adanya pelaksanakan ujian secara    online . Mungkin tak jadi masalah Moms , kalau sarana belajar online tadi ada  dan benar-benar ada . Lho? Ya Moms.  Kita menden