Mencegah konflik kakak beradik sejak kecil, termasuk tugas seorang ibu, loh Moms. Dengan membiasakan mereka rukun sejak kecil, akan membantu anak-anak kita saling menyayangi dan perduli satu sama lain di usia dewasa. Hebat ya...
Foto: dokpri |
Jika Moms bertanya-tanya, apa hubungannya rukun sejak kecil, dengan saling menyayangi di antara mereka di usia dewasa, jawabannya seperti membiasakan anak-anak menabung di masa kecilnya, agar kelak mereka pandai mengelola keuangannya. Semacam training sedari kecil Moms.
Lalu bisakah setiap Moms membantu mereka? Berikut tips nya:
1. Menyiapkan pola pikir
Tentu saja diawali dengan pola pikir tentang siapa kakak, siapa adik, agar anak-anak paham posisi masing-masing. Moms harus membuka pemahaman ini bahwa anak-anak seperti satu tubuh dengan saudaranya. Jika adik sakit, sang kakak juga akan sedih, dan sebaliknya.
2. Memberitahu peran masing-masing
Tak jarang dalam sebuah keluarga, hubungan persaudaraan berjalan begitu saja secara alami. Tetapi dengan Moms membiasakan teori tentang banyak hal, anak-anak akan mematri dalam diri mereka sebagai suatu keyakinan yang kuat. Dalam hal ini, seorang ibu mendidik anak-anak dengan pakem teetentu. Bahwa seorang kakak harus menyayangi dan melindungi adiknya. Dan seorang adik harus menghormati dan bekerja sama dengan sang kakak.
3. Menjaga komitmen
Orang dewasa seringkali dianggap menyalahi komitmen atau bahkan tidak mempunyai komitmen sama sekali. Ini artinya, komitmen tidak bisa dihilangkan atau dianggap lebay di masa kanak-kanak, Moms. Sekali mereka menjadi "kakak", maka seterusnya akan menyayangi dan melindungi adiknya. Tidak ada kata "mantan" kakak ataupun adik. Bukan berarti dengan adanya konflik di tengah jalan, suatu hari komitmen ini akan hilang dan mereka akan menjadi musuh. Ngeri kan, saat menyaksikan berita tv saudara yang bertengkar dan saling menuntut dikantor polisi? Astagfirullahal adziim...
4. Berikan anak-anak porsinya
Kebutuhan setiap anak tidak lah sama, Moms. Hal ini mengikuti usia, gender, minat, bakat, psikologi, dan lainnya. Semakin cerdik Moms melihat situasi ini, semakin redam pula letupan perasaan iri di hati mereka. Dengan demikian konflik bisa diminimalisir kan...
5. Ajak bicara
Jika suatu hari di masa kecil mereka, mulai timbul permasalahan, Moms bisa mencari waktu yang tepat untuk mengajak mereka bicara secara hati ke hati. Bahwa tujuan kakak diminta tidak beeisik misalnya, karena adik sedang sakit atau tidur. Jadi sama sekali bukan disebabkan Moms pilih kasih.
6. Protes dengan sopan
Lambat laun usia anak kian bertambah. Pada gilirannya letupan perasaan iri akan berwujud protes dari anak-anak kepada orang tuanya. Bolehkah mereka melayangkan protes, Moms? Keluarga yang demokratis akan mengizinkan anak-anak mereka menyampaikan keinginan, pendapat, termasuk rasa kecewa atau protes. Nah, buatlah aturan-aturan untuk hal ini, semudah mungkin sesuai usia anak Anda.
Sekali lagi, hidup rukun bukanlah hasil tanpa proses. Dengan membiasakan anak-anak saling sayang sejak kecil, diharapkan mereka tak mempunyai "luka" di masa dewasanya, maupun rasa dendam. .
Saling dukung ini jika dipupuk oleh ilmu agama dan ilmu lainnya, ditambah pengalaman mereka yang positip, akan memudahkan kerjasama di antara mereka untuk merawat kedua orang tuanya di masa senja. Indah bukan?
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dengan sopan.