script type= "text/javasript">if Asyiknya Minyak Telon Langsung ke konten utama

Asyiknya Minyak Telon

Apa yang paling nikmat saat menjadi ibu?Tentu adalah saat-saat bisa berdekatan dengan sang debay, lalu mencium pipinya yang mulus. Dan tentunya yang dicium wangi khas baby. Hmm...

Jangan heran kalau setelah melahirkan, Moms takuuutt banget ketemu tanggal kapan harus masuk kantor lagi. Maunya sih cuti melahirkan diperpanjang aja gitu... Hehehe

Tiba-tiba aja nih, putri sulungku yang sekarang menginjak tiga belas tahun bertanya, kenapa aku memakai minyak telon yang berbeda untuk mereka bertiga.

Pertanyaan spontan ini terlontar saat kami nonton tv yang menayangkan iklan minyak telon bayi. Aku pun berpikir cepat untuk memberikan jawaban yang tepat. Tapi apa yaa...

"Ibu mencoba merk lain, supaya kalian punya ciri sendiri-sendiri..." entah jujur apa tidak, jawaban itulah yang keluar dari mulutku. 

Ingatanku pun segera melayang ke masa lalu. Saat aku punya bayi pertama, rasanya aku masih culuuun bangett! Tinggal di kota kecil, belanja pun hanya di warung dan pasar. Yang umumnya dijual saat itu, ya satu merk yang kupakai untuk bayi pertamaku. Di swalayan tempatku dulu pernah bekerja, sebenarnya ada dua merk lagi, tapi tak begitu banyak peminatnya. Aku sendiri jarang order dari salesnya.

Tiga tahun berikutnya, pada kelahiran bayi keduaku, aku pun masih kurang bergaul dan kurang paham dengan merk minyak telon. Barulah pada saat kehamilan ketiga, aku menemukan wangi yang enak dan segerr dari pilihan ibu-ibu yang kutemui. Dan aku memakaikannya cukup lama pada si bungsu, lebih dari dua tahun. Pilihanku kali ini, kurasa benar-benar enak untuk menyegarkan indra pembau siapa saja yang menghirup. Tak ubahnya seperti aroma terapi.

Sebenarnya merk ini sudah ada saat aku masih bekerja di swalayan. Jadi bukan merk baru. Dulu penjualannya tak terlalu banyak. Tapi berkat promosi yang baik, di kota terdahulu aku tinggal, merk ini nomor satu. Sampai kami pulang ke kota asalku, juga nomor satu. Penasaran merk nya apa? Langsung simak,

Minyak telon My Baby...

Nah, Moms juga pakai minyak telon My Baby kan? Apalagi produk yang satu ini terbagi untuk si kakak juga. Jadi tersedia beberapa varian dan ukuran juga. 

Kalau habis gajian, beli deh yang ukuran paling besar 150ml. Tapi kalau mau bepergian atau pulang ke kampung halaman sepertiku, ada juga ukuran kecil, praktis dibawa di kantong. 

Karena bisa membuat bayi merasa nyaman, beberapa kali aku mengusapkan pada perut, punggung, dan betis si kecil (22 bulan) yang saat itu terpaksa kubawa perjalanan jauh (dari Sulawesi ke Kalimantan) menemui ibunda yang sakit keras. Alhamdulillah ketiga putriku yang ikut serta, semua sehat dan fit tanpa kendala mual atau apapun. Aku sangat puas dengan produk yang satu ini. Bagaimana dengan Moms?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibu telah Berpulang

Foto: dokpri S eperti Anda yang tengah membaca tulisan ini, aku juga tidak akan lupa tanggalnya, kapan ibu berpulang .  Ibu telah melahirkan kita ke dunia. Dan sejak saat itu ibu selalu berjuang untuk kehidupan dan kebahagiaan anak-anaknya. Apalagi aku juga seorang ibu dari tiga anak perempuan. Aku seakan paham jasa-jasa ibu. Maka insya Allah aku tidak lupa memanjatkan doa untuk ibu. Sehabis sholat, maupun di waktu aku teringat dan terkenang akan ibu.  Aku tidak tahu, apakah ini arti kehilangan , atau kesedihan , atau bakti yang terakhir . Tapi begitulah. Aku sulit membuang bayang-bayang dan kenangan tentang ibu. Gambar-gambar ibu terbang menari-nari di pelupuk mata, melayangkan khayalan ke masa lalu. "Jangan terbawa jalan-jalan setan..." pesan adik laki-lakiku. Rasa kehilangan orang yang kita cintai, seringkali dianggap wajar, dan membuat kita larut. Menangis, meratap, meraung, semata-sema karena tidak rela dan sedih secara mendalam. Tapi aku tidak menangis, tidak

Asam-asam Peda (kuliner suku Banjar)

Ikan asin peda (foto: dokpri) Dari judulnya, aku sedang tertarik membahas satu masakan istimewa suku Banjar.  Aku sendiri bisa dibilang penikmat Asam-asam Peda.  Peda adalah nama jenis ikan asin yang banyak dijumpai di Banjarmasin dan Samarinda. Dua kota ini tak terlalu berdekatan jaraknya. Beda propinsi, malah. Tetapi banyak dari penduduk asli Banjarmasin dan sekitarnya yang merantau sampai ke kota Samarinda.  Samarinda sendiri mempunyai suku asli Kutai dan Dayak. Namun oleh beberapa faktor, kota ini sudah memikat orang-orang dari berbagai penjuru untuk datang dan menetap. Jadilah suku aslinya tak terlalu tampak. Alias kalah jumlah. Itu tadi sekilas tentang orang Banjar yang merantau sampai ke Samarinda. Nah, sudah kebiasaan perantau bila harus kangen masakan dari kampung halamannya. Terutama saat rindu pulang tapi tak pulang-pulang. Dari sekian banyak kuliner suku Banjar, yang mudah dieksekusi para "perindu" salah satunya adalah si ikan Peda. Ikan Peda adalah ikan asin yang

Sebuah surat kecil: Bahagiakah Kau Bersamaku

Foto: dokpri N ak, ibu ingin menulis surat terbuka untukmu. Ibu ingin mengenang kembali peristiwa yang sudah kita lewati. Semoga saat membaca surat ini, hatimu akan tersentuh, dan menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Nak, saat kau lahir, apakah kau tahu, ibu sudah menjadi IBU yang bahagia.  Kau adalah bayi cantik dan sangat sehat. Terlihat dari sinar di bola matamu. Bagai bintang kejora yang indah. Kau adalah anak pertama yang kumiliki. Dua adikmu  belum  lahir saat itu. Maka bukan waktuku saja yang melimpah untukmu, tapi hatiku. Kita punya banyak kenangan yang tak bisa kusebutkan semuanya di sini. Bagaimana kalau beberapa saja yaa, Nak. A pakah kau  ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi. Lalu kita berjalan pelan ke mulut gang, berharap berpapasan dengan kedatangan Abahmu. Abahmu datang dengan sepedanya (sepeda sang bos yang dipinjamkan kepada Abahmu. Abahmu). Saat kita sudah menemukan Abahmu, kau akan dibawanya pulang sam

Rumahku di Pinggir Hutan

Foto: pribadi Kami  beruntung tinggal di area tanah yang luas. Sepintas suasananya seperti hutan memang. Ditemani pohon-pohon tinggi, tapi tak bisa dibilang besar. Di kejauhan nampak atap-atap rumah berjajar rapi khas perumahan. Di atas perbukitan pastinya. Lalu apakah kami merasakan kesan sunyi? Tentu saja iya.  Pagi hari burung-burung kecil pada ngoceh. Tapi tak berlangsung lama.  Sesekali juga terdengar suara tupai. Girang melompat mencari buah mangga yang baru dua biji. Maklum baru belajar berbuah, kata misua. Selain bentuk tubuh tupai yang lucu: badannya kecil dan ekornya mirip pembersih botol, ada hal nyebelin dalam diri si tupai. Setidaknya itu pengalaman misua yang gemes karena cempedak yang baru dua biji berbuah (loh...janjian ya dengan mangga) ludes pula dalam dua hari misinya. Tupai punya misi,   catat. Sebenarnya kami belum lama tinggal di sini. Tepatnya baru dua tahun. Dan pohon-pohon yang baru belajar berbuah tadi, adalah hasil tangan dingin bapak. Kondisi tanah untuk ber

Indahnya Punya Tiga Anak Perempuan

Taman Balaikota Palu Punya tiga orang anak perempuan dalam rentang 9 tahun, rasanya sungguh luar biasa  Moms . Yang pasti seru dan bahagia.  Saya juga serasa diberi tantangan menghadapi keunikan dan hasrat mereka. Alhamdulillah  dengan berjalannya waktu, trik menghadapi anak-anak perempuan yang berbeda usia ini, dapat saya kuasai. Dan berikut ringkasannya: Awali dengan memberi pengertian Tentu setiap tindakan harus diawali dengan pola pikir.  Moms  bisa menerangkan hal mana yang baik, kurang baik, tidak baik, dan hal mana yang salah, beserta alasannya.  Gunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Pekerjaan ini diibaratkan mengisi botol . Perlu takaran, kesabaran, bahkan berulang-ulang.   Tetapi lambat laun mereka akan mengerti. Beri waktu Hal apapun yang Moms  ajarkan kepada anak-anak, tidak akan secara express  diserap dan dilaksanakan oleh mereka. Bahkan setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk "mencerna"nya. Ada yang cepat paham, dan ada yang membutu