script type= "text/javasript">if Catatan Cinta Ibu Langsung ke konten utama

Postingan

Jadi Moms happy, yuk belajar....

Foto Pixabay Bolehkah ibu menyusui (busui) minum es? Bolehkah makan makanan pedas? Bolehkah saat saya sakit minum obat, tetapi tetapmemberikan ASI? Apakah bayi saya cukup kenyang? dan sebagainya....   Pertanyaan-pertanyaan ini kerap muncul di benak Moms  ya... Apalagi new moms... Foto Pixabay Menjadi ibu adalah pekerjaan mulia. Seekor anak burung saja, yang induknya mati tertembak oleh pemburu, moms akan iba melihatnya. Bagaimana tiga ekor anak burung di sarangnya bisa makan? Cicitnya kian melengking karena lapar. Sang induk burung tak kunjung datang. Anak-anak burung semakin kelaparan. Juga kehausan. Dan seterusnya. Jabatan sebagai "ibu"  akan dimulai sejak bayi kita hadir ke dunia. Berbagai rasa sakit demi memperjuangkan kelahirannya, akan menjadi pengalaman luar biasa. Lalu menyusui, merawat, mendidik, menjaga... alangkah mulianya.  Tetapi surga  memang tak akan didapat dengan cara yang mudah. Moms  harus ikhlas, harus berjuang, dan senantiasa menambah ilmu. Menjadi ibu ya

Rambut bayiku

Ada yang memesonaku, saat kelahiran anak keduaku. Saat perawat menggendongnya sesaat setelah lahir. Posisiku lebih di bawah dari bayiku. Jadilah yang terlihat, rambut bayiku yang hitam dan tebal. Menjadi istimewa Moms, saat pandangan pertama pada bayi kita. Karena saat masih dalam kandungan, seorang ibu bisa sangat kangen dan penasaran dengan wajah bayinya. Pernah mengalami hal yang sama? Sebenarnya masih ada hal lain yang membuatku bertambah cinta pada bayiku ini. Dari hari ke hari, naluriku sebagai ibu kian tumbuh subur dan sulit kugambarkan. Inilah yang dikatakan menerima karunia, Moms. Banyak yang memuji, tetapi banyak juga yang bertanya. Kalau diingat-ingat, akupun tak menyadari apa saja yang kulakukan semasa hamil. Yang jelas, rambut bayiku sangat berbeda dengan bayi-bayi lainnya yang "minimalis" alias tipis. Anak keduaku Minum susu bumil Kalau yang satu ini, jujur memang aku sempat minum satu kotak saja di awal kehamilan. Susah memang, membiasakan minum susu kalau dari

Indahnya Punya Tiga Anak Perempuan

Taman Balaikota Palu Punya tiga orang anak perempuan dalam rentang 9 tahun, rasanya sungguh luar biasa  Moms . Yang pasti seru dan bahagia.  Saya juga serasa diberi tantangan menghadapi keunikan dan hasrat mereka. Alhamdulillah  dengan berjalannya waktu, trik menghadapi anak-anak perempuan yang berbeda usia ini, dapat saya kuasai. Dan berikut ringkasannya: Awali dengan memberi pengertian Tentu setiap tindakan harus diawali dengan pola pikir.  Moms  bisa menerangkan hal mana yang baik, kurang baik, tidak baik, dan hal mana yang salah, beserta alasannya.  Gunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Pekerjaan ini diibaratkan mengisi botol . Perlu takaran, kesabaran, bahkan berulang-ulang.   Tetapi lambat laun mereka akan mengerti. Beri waktu Hal apapun yang Moms  ajarkan kepada anak-anak, tidak akan secara express  diserap dan dilaksanakan oleh mereka. Bahkan setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk "mencerna"nya. Ada yang cepat paham, dan ada yang membutu

Cerita Pets: Ros dan teman-teman

Hanya dengan melihat foto kucing, mendadak saya jadi kekanakan lho... Saya memdadak terpesona dengan kelucuan hewan berkumis ini. Apalagi kalau harus mengelus bulunya yang lembut. Hmm... Tapi saya ngga sendirian kok . Ada banyak penggemar kucing juga, baik kucing kampung maupun ras berhidung pesek nan lucu. Bahkan banyak dari peminat kucing yang merogoh kocek lebih dalam demi merawat kucing kesayangan mereka sebaik mungkin. Sebenarnya kebiasaan saya dan anak-anak memelihara kucing berawal dari suami. Suatu hari, saat hujan turun dengan lebatnya, seekor kucing buduk mampir ke depan rumah kami. Suami memberi teduhan sekedarnya. Eh, si kucing jadi rutin datang meminta nasi sisa. Suami memberikan dengan senang hati pula. Alhasil, beberapa bulan kemudian si kucing beranak pinak. Genap setahun, induk kucing sudah beranak sebanyak tiga kali, bahkan sekarang mempunyai tiga cucu. Hihi...geli deh. Kucing bisa punya cucu juga. Selain kucing kampung, saya dan anak-anak juga memelihara dua ekor kuc

Cerita: Sang Pendidik

Musim pandemi covid 19.  Ngga enak bacanya ya, moms .  Tapi apapun yang Allah berikan dalam hidup kita, mesti kita terima dan berusaha jalani dengan ikhlas.  Dan kali ini, aku akan sharing  tentang dua anakku yang mendapat perlakuan berbeda, dari dua guru wali kelas yang berbeda pula. Tentunya salah satunya, tidak enak di hati, sampai menjadi bahan tulisan ini. Simak deh Moms. Memang tidak gampang ya Moms, untuk bertahan di tengah wabah ini. Bagi kita orang dewasa saja sulit, apalagi bagi anak-anak yang biasanya banyak menghabiskan waktunya justru bukan di rumah. Sekarang, anak-anak harus menyesuaikan diri dengan hal-hal yang berbeda 180 derajat. Bagaimana pula dengan aktifitas sekolah?  Rentetan imbas wabah corona  yang mau tak mau, harus dirasakan oleh anak-anak kita adalah, terpaksa harus belajar di rumah (BDR), dan adanya pelaksanakan ujian secara    online . Mungkin tak jadi masalah Moms , kalau sarana belajar online tadi ada  dan benar-benar ada . Lho? Ya Moms.  Kita menden

Balita Makan Sayur

Asyiknyaa... setiap kali membahas tentang balita. Itu artinya aku akan bercerita tentang anak bungsuku yang merebut hatiku. Dia mungil, dia lucu, dia sangat perhatian. Semalam, dia bahkan bilang "Ma, nanti kalau aku besar, aku belikan mama sepeda..." Aku langsung meng amin kan. Bagaimana anak perempuan berusia tiga tahun, selalu bercita-cita untuk ibunya. Dua hari yang lalu, dia juga berkata,  "Ma, nanti kalau aku sudah besar, mama sudah tua, aku masak ikan dan masak telur untuk mama..." Rasanya air mataku tertahan di sudut kelopaknya. Aku selalu terharu, loh moms . Oke.. sekarang stop terharu nya. Karena tadi aku mau bercerita tentang sayur yang kupersembahkan untuk anakku. Karena dari sekian macam menu sayur, ada  lah yang hanya bisa dimakan olehku dan abahnya saja. Misal sayur pare tumis jagung dan wortel. Kan pahit, untuk ukuran anak-anak. Atau sayur pakis tumis pedas dicampur bunga pepaya dan udang papey. Hmm, sedapnya... Untuk tumis kangkung dengan

Yuk, Belajar Puasa...

Mengajarkan anak-anak kita berpuasa di bulan ramadhan, sangat penting, loh moms. Dan menjadi tanggung jawab orang tuanya lah untuk mengenalkan serta melatih anak-anak berpuasa sejak kecil. Kelak mereka dewasa, akan terkenang apa yang pernah diajarkan orang tuanya, dan akan merindukan nuansa-nuansa ramadhan seperti itu. Mulai dari apa itu puasa, untuk apa  kita puasa, sampai syarat sahnya puasa. DIMULAI SEJAK USIA BERAPA? Sejujurnya, tidak masalah jika proses belajar dilakukan sejak dini, moms. Di usia 3 tahun misalnya. Di saat mereka mulai suka mendengar apa yang dikatakan ayah bundanya. Di saat mereka sudah mulai aktif bertanya ini dan itu khas anak kecil. Tapi pada usia seperti ini, jangan terapkan puasa hingga magrib ya moms. Hanya hitungan jam. Dua jam pun boleh... Hal yang tak kalah penting juga adalah membuat mereka nyaman dengan yang namanya puasa, terutama di hari-hari awal. Mereka akan merengek manja demi menahan rasa lapar. Bikin gemess... Kira--kira kita sabar ngga ya,