Nak, saat kau lahir, apakah kau tahu, ibu sudah menjadi IBU yang bahagia.
Kau adalah bayi cantik dan sangat sehat. Terlihat dari sinar di bola matamu. Bagai bintang kejora yang indah.
Kau adalah anak pertama yang kumiliki. Dua adikmu belum lahir saat itu. Maka bukan waktuku saja yang melimpah untukmu, tapi hatiku. Kita punya banyak kenangan yang tak bisa kusebutkan semuanya di sini.
Bagaimana kalau beberapa saja yaa, Nak.
Apakah kau ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi.
Apakah kau ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi.
Lalu kita berjalan pelan ke mulut gang, berharap berpapasan dengan kedatangan Abahmu.
Abahmu datang dengan sepedanya (sepeda sang bos yang dipinjamkan kepada Abahmu. Abahmu).
Saat kita sudah menemukan Abahmu, kau akan dibawanya pulang sambil digendong sebelah tangan. Sementara tangan lainnya memegang stang sepeda.
Kalian kelihatan mesra dan tertawa-tawa.
Apakah kau ingat juga saat tiba ulang tahunmu yang pertama?
Apakah kau ingat juga saat tiba ulang tahunmu yang pertama?
Abahmu bersusah payah berjalan kaki mencari penjual buah apel.
Apakah kau ingat alasan Abahmu membeli satu buah saja?
Kata Abahmu, buah apel itu begitu spesial. Hanya untukmu seorang sebagai kado ulang tahunmu.
Dan di tahun-tahun berikutnya, menghadapi hari jadimu, ibu seakan terbebani untuk membuat sendiri tart ulang tahunmu.
Dan di tahun-tahun berikutnya, menghadapi hari jadimu, ibu seakan terbebani untuk membuat sendiri tart ulang tahunmu.
Kau tahu kan, ibu tidak pandai membuat kue?
Jadi walau ibu sudah mempersiapkan semuanya, resep, bahan dan peralatan, nyatanya tart ulang tahunmu tak cukup "berhasil".
Tapi kau dan abahmu tetap menghabiskannya.
Apa kau ingat juga, saat kau memasuki usia prasekolah, ibu membelikan buku-buku bergambar dan berwarna.
Apa kau ingat juga, saat kau memasuki usia prasekolah, ibu membelikan buku-buku bergambar dan berwarna.
Ibu ingin kau belajar mengenal huruf-huruf alfabet, lalu belajar merangkai suku-suku kata.
Ibu ingin kau belajar menghitung angka-angka dari yang terkecil, dan seterusnya.
Aku merasa bersyukur, Nak. Kau cepat dalam belajar. au meraih peringkat satu beberapa kali, walau tanpa sekolah TK.
Sekarang kau sudah beranjak remaja.
Aku menelusuri album foto lamamu saat kau kecil. Kau adalah bayi cantik yang sangat sehat. Kau tumbuh cerdas.
Tapi ada yang mengganjal mataku beberapa lama ini. Aku melihatmu murung. Seolah ada sesuatu yang kau pendam.
Kau tak lagi ceria. Ada apa??
Apakah aku sudah melalaikan sesuatu?? Katakan saja nak..
Ibu sudah berusaha menjadi ibu yang terbaik untukmu dan dua adik perempuanmu.
Ibu senantiasa berdoa agar masa depanmu dan kedua adikmu cerah.
Sejujurnya ibu takut jika lupa mencari tahu apa kekuranganku atau kesalahanku. Walau aku tahu aku dan abahmu tak sempurna, bahkan tak cukup mampu membuatmu bahagia.
Tapi satu hal yang harus kau ingat, kapanpun dan dimanapun, kita sebagai orang beriman harus selalu bersyukur dan merasa bahagia dengan hidup kita.
Harta adalah perahu untuk sampai ke seberang. Tapi tanpa perahu kau tetap bisa sampai ke seberang nak. Jadi jangan sedih dengan tahun-tahun yang sudah kita lalui. Masih banyak tahun-tahun mendatang yang akan menjadi kenangan seperti saat kau sudah kulahirkan.
love u my first daugther...
Harta adalah perahu untuk sampai ke seberang. Tapi tanpa perahu kau tetap bisa sampai ke seberang nak. Jadi jangan sedih dengan tahun-tahun yang sudah kita lalui. Masih banyak tahun-tahun mendatang yang akan menjadi kenangan seperti saat kau sudah kulahirkan.
love u my first daugther...
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dengan sopan.