script type= "text/javasript">if Sebuah surat kecil: Bahagiakah Kau Bersamaku Langsung ke konten utama

Sebuah surat kecil: Bahagiakah Kau Bersamaku



Foto: dokpri

N
ak, ibu ingin menulis surat terbuka untukmu. Ibu ingin mengenang kembali peristiwa yang sudah kita lewati. Semoga saat membaca surat ini, hatimu akan tersentuh, dan menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.

Nak, saat kau lahir, apakah kau tahu, ibu sudah menjadi IBU yang bahagia. 

Kau adalah bayi cantik dan sangat sehat. Terlihat dari sinar di bola matamu. Bagai bintang kejora yang indah.

Kau adalah anak pertama yang kumiliki. Dua adikmu  belum  lahir saat itu. Maka bukan waktuku saja yang melimpah untukmu, tapi hatiku. Kita punya banyak kenangan yang tak bisa kusebutkan semuanya di sini.

Bagaimana kalau beberapa saja yaa, Nak.

Apakah kau  ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi.

Lalu kita berjalan pelan ke mulut gang, berharap berpapasan dengan kedatangan Abahmu.

Abahmu datang dengan sepedanya (sepeda sang bos yang dipinjamkan kepada Abahmu. Abahmu).

Saat kita sudah menemukan Abahmu, kau akan dibawanya pulang sambil digendong sebelah tangan. Sementara tangan lainnya memegang stang sepeda. 

Kalian kelihatan mesra dan tertawa-tawa.

Apakah kau ingat juga saat tiba ulang tahunmu yang pertama?

Abahmu bersusah payah berjalan kaki mencari penjual buah apel. 

Apakah kau ingat alasan Abahmu membeli satu buah saja? 

Kata Abahmu, buah apel itu begitu spesial. Hanya untukmu seorang sebagai kado ulang tahunmu.

Dan di tahun-tahun berikutnya, menghadapi hari jadimu, ibu seakan terbebani untuk membuat sendiri tart ulang tahunmu. 

Kau tahu kan, ibu tidak pandai membuat kue?

Jadi walau ibu sudah mempersiapkan semuanya, resep, bahan dan peralatan, nyatanya tart ulang tahunmu tak cukup "berhasil". 
Tapi kau dan abahmu tetap menghabiskannya.

Apa kau ingat juga, saat kau memasuki usia prasekolah, ibu membelikan buku-buku bergambar dan berwarna.

Ibu ingin kau belajar mengenal huruf-huruf alfabet,  lalu belajar merangkai suku-suku kata. 

Ibu ingin kau belajar menghitung angka-angka dari yang terkecil, dan seterusnya.

Aku merasa bersyukur, Nak. Kau cepat dalam belajar. au meraih peringkat satu beberapa kali, walau tanpa sekolah TK.

Sekarang kau sudah beranjak remaja. 
Aku menelusuri album foto lamamu saat kau kecil. Kau adalah bayi cantik yang sangat sehat. Kau tumbuh cerdas. 

Tapi ada yang mengganjal mataku beberapa lama ini. Aku melihatmu murung. Seolah ada sesuatu yang kau pendam. 

Kau tak lagi ceria. Ada apa?? 

Apakah aku sudah melalaikan sesuatu?? Katakan saja nak..

Ibu sudah berusaha menjadi ibu yang terbaik untukmu dan dua adik perempuanmu. 

Ibu senantiasa berdoa agar masa depanmu dan kedua adikmu cerah. 

Sejujurnya ibu takut jika lupa mencari tahu apa kekuranganku atau kesalahanku. Walau aku tahu aku dan abahmu tak sempurna, bahkan tak cukup mampu membuatmu bahagia. 

Tapi satu hal yang harus kau ingat, kapanpun dan dimanapun, kita sebagai orang beriman harus selalu bersyukur dan merasa bahagia dengan hidup kita.

Harta adalah perahu untuk sampai ke seberang. Tapi tanpa perahu kau tetap bisa sampai ke seberang nak. Jadi jangan sedih dengan tahun-tahun yang sudah kita lalui. Masih banyak tahun-tahun mendatang yang akan menjadi kenangan seperti saat kau sudah kulahirkan.

love u my first daugther...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asam-asam Peda (kuliner suku Banjar)

Ikan asin peda (foto: dokpri) Dari judulnya, aku sedang tertarik membahas satu masakan istimewa suku Banjar.  Aku sendiri bisa dibilang penikmat Asam-asam Peda.  Peda adalah nama jenis ikan asin yang banyak dijumpai di Banjarmasin dan Samarinda. Dua kota ini tak terlalu berdekatan jaraknya. Beda propinsi, malah. Tetapi banyak dari penduduk asli Banjarmasin dan sekitarnya yang merantau sampai ke kota Samarinda.  Samarinda sendiri mempunyai suku asli Kutai dan Dayak. Namun oleh beberapa faktor, kota ini sudah memikat orang-orang dari berbagai penjuru untuk datang dan menetap. Jadilah suku aslinya tak terlalu tampak. Alias kalah jumlah. Itu tadi sekilas tentang orang Banjar yang merantau sampai ke Samarinda. Nah, sudah kebiasaan perantau bila harus kangen masakan dari kampung halamannya. Terutama saat rindu pulang tapi tak pulang-pulang. Dari sekian banyak kuliner suku Banjar, yang mudah dieksekusi para "perindu" salah satunya adalah si ikan Peda. Ikan Peda adalah ikan asin yang

Ibu telah Berpulang

Foto: dokpri S eperti Anda yang tengah membaca tulisan ini, aku juga tidak akan lupa tanggalnya, kapan ibu berpulang .  Ibu telah melahirkan kita ke dunia. Dan sejak saat itu ibu selalu berjuang untuk kehidupan dan kebahagiaan anak-anaknya. Apalagi aku juga seorang ibu dari tiga anak perempuan. Aku seakan paham jasa-jasa ibu. Maka insya Allah aku tidak lupa memanjatkan doa untuk ibu. Sehabis sholat, maupun di waktu aku teringat dan terkenang akan ibu.  Aku tidak tahu, apakah ini arti kehilangan , atau kesedihan , atau bakti yang terakhir . Tapi begitulah. Aku sulit membuang bayang-bayang dan kenangan tentang ibu. Gambar-gambar ibu terbang menari-nari di pelupuk mata, melayangkan khayalan ke masa lalu. "Jangan terbawa jalan-jalan setan..." pesan adik laki-lakiku. Rasa kehilangan orang yang kita cintai, seringkali dianggap wajar, dan membuat kita larut. Menangis, meratap, meraung, semata-sema karena tidak rela dan sedih secara mendalam. Tapi aku tidak menangis, tidak

Indahnya Punya Tiga Anak Perempuan

Taman Balaikota Palu Punya tiga orang anak perempuan dalam rentang 9 tahun, rasanya sungguh luar biasa  Moms . Yang pasti seru dan bahagia.  Saya juga serasa diberi tantangan menghadapi keunikan dan hasrat mereka. Alhamdulillah  dengan berjalannya waktu, trik menghadapi anak-anak perempuan yang berbeda usia ini, dapat saya kuasai. Dan berikut ringkasannya: Awali dengan memberi pengertian Tentu setiap tindakan harus diawali dengan pola pikir.  Moms  bisa menerangkan hal mana yang baik, kurang baik, tidak baik, dan hal mana yang salah, beserta alasannya.  Gunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Pekerjaan ini diibaratkan mengisi botol . Perlu takaran, kesabaran, bahkan berulang-ulang.   Tetapi lambat laun mereka akan mengerti. Beri waktu Hal apapun yang Moms  ajarkan kepada anak-anak, tidak akan secara express  diserap dan dilaksanakan oleh mereka. Bahkan setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk "mencerna"nya. Ada yang cepat paham, dan ada yang membutu

Menikmati Pagi untuk Energi

Foto: Ayra Amirah Moms, sebagian kita sudah tahu benar apa manfaat bangun pagi. Bahkan sudah melakukannya. Tapi sebagian yang lain lagi, memilih "memanjangkan" jam tidurnya sampai menjelang siang.  Bangun pagi adalah awal kita beraktifitas. Ada yang ke sawah, ada yang ke sekolah, ada yang ke kantor, ataupun hanya ke pasar. Nah pertanyaannya, mengapa kita sibuk seperti itu ya, Moms ? Apakah kita sudah masuk dalam suatu lingkaran? Kita sibuk mengejar dunia, dan senang hidup penuh rencana, target, dan cita-cita. Lalu setelah sekian lama, berbulan, bertahun, bergelut seperti itu, apakah kita jadi jenuh? Bosan dan butuh liburan? Moms,   coba perhatikan. Justru ada sebagian orang lain lagi yang mempunyai waktu lebih fleksibel.  Mereka lebih "mungkin" menyapa alam. Menghayati jengkal demi jengkal. Sungguh yang Allah ciptakan itu tidak sia-sia. Lalu bagaimana cara menikmati alam yang Allah berikan untuk kita manusia?  Simpke kok Moms. Cukup melangkahkan kaki ke