script type= "text/javasript">if Asam-asam Peda (kuliner suku Banjar) Langsung ke konten utama

Asam-asam Peda (kuliner suku Banjar)

Ikan asin peda (foto: dokpri)

Dari judulnya, aku sedang tertarik membahas satu masakan istimewa suku Banjar.  Aku sendiri bisa dibilang penikmat Asam-asam Peda. 

Peda adalah nama jenis ikan asin yang banyak dijumpai di Banjarmasin dan Samarinda. Dua kota ini tak terlalu berdekatan jaraknya. Beda propinsi, malah. Tetapi banyak dari penduduk asli Banjarmasin dan sekitarnya yang merantau sampai ke kota Samarinda. 

Samarinda sendiri mempunyai suku asli Kutai dan Dayak. Namun oleh beberapa faktor, kota ini sudah memikat orang-orang dari berbagai penjuru untuk datang dan menetap. Jadilah suku aslinya tak terlalu tampak. Alias kalah jumlah.

Itu tadi sekilas tentang orang Banjar yang merantau sampai ke Samarinda.

Nah, sudah kebiasaan perantau bila harus kangen masakan dari kampung halamannya. Terutama saat rindu pulang tapi tak pulang-pulang.

Dari sekian banyak kuliner suku Banjar, yang mudah dieksekusi para "perindu" salah satunya adalah si ikan Peda.

Ikan Peda adalah ikan asin yang dibuat hanya dari jenis ikan kembung dan tidak dari jenis lainnya. Tekstur daging yang lembut dan melimpah per ekornya, menjadi keistimewaan tersendiri untuk dinikmati.

Yup! Meskipun kadar asin si ikan Peda agak di luar batas toleransi lidah kita, nyatanya ia termasuk sepuluh besar ikan asin paling dicari emak-emak di pasar lokal.

Masalah harga, dijamin murmer. Per ekornya dijual mulai dari delapan ribu rupiah saja. Bisa dinikmati orang seisi rumah. Apalagi berasnya, beras baru... pameo orang Banjar. Memang nikmat sekali.

Cara masaknya pun mudah. Hanya perlu menyiapkan beberapa bumbu dapur standar seperti bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe merah dan ijo besar, tomat, belimbing wuluh, serta bumbu khas yaitu terong asam.

Terong asam mungkin kurang familiar untuk beberapa daerah di Indonesia, namun di Banjarmasin dan sekitarnya termasuk di Samarinda, terong asam sudah menjadi bagian dari keluarga.

Terong asam tak ketinggalan dalam acara masak-memasak. Salah satunya untuk mensukseskan gangan asam khas Banjar dan Kutai. Lalu juga bisa dibuat sambal. Hmmm, pantas rindu kampung. Rindu masakan mamak.

Selanjutnya, jika semua bumbu sudah lengkap, tinggal dirajang lalu ditumis sampai wangi.

Setelah wangi, tambahkan sedikit garam dan penyedap, serta air secukupnya sebagai kuah.

Si bintang nya, yaitu ikan asin Peda, hanya perlu dipotong menjadi dua atau tiga bagian. Direndam hanya sekitar dua menit, lalu digoreng matang. 

Dijamin, rinduuu kampung halaman.Sajikan dalam piring atau mangkuk, lalu siram kuah asam pedas yang sudah dibuat.

Komentar


  1. Seger keliatannya mba 😋

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, mbak Dinni...
      Kalau makan nasi dengan lauk ini, pasti nambah makannya hehe... seger dan nikmat!

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dengan sopan.

Postingan populer dari blog ini

Sebuah surat kecil: Bahagiakah Kau Bersamaku

Foto: dokpri N ak, ibu ingin menulis surat terbuka untukmu. Ibu ingin mengenang kembali peristiwa yang sudah kita lewati. Semoga saat membaca surat ini, hatimu akan tersentuh, dan menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Nak, saat kau lahir, apakah kau tahu, ibu sudah menjadi IBU yang bahagia.  Kau adalah bayi cantik dan sangat sehat. Terlihat dari sinar di bola matamu. Bagai bintang kejora yang indah. Kau adalah anak pertama yang kumiliki. Dua adikmu  belum  lahir saat itu. Maka bukan waktuku saja yang melimpah untukmu, tapi hatiku. Kita punya banyak kenangan yang tak bisa kusebutkan semuanya di sini. Bagaimana kalau beberapa saja yaa, Nak. A pakah kau  ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi. Lalu kita berjalan pelan ke mulut gang, berharap berpapasan dengan kedatangan Abahmu. Abahmu datang dengan sepedanya (sepeda sang bos yang dipinjamkan kepada Abahmu. Abahmu). Saat kita sudah menemukan Abahmu, kau akan dibawanya pulang sam

Ibu telah Berpulang

Foto: dokpri S eperti Anda yang tengah membaca tulisan ini, aku juga tidak akan lupa tanggalnya, kapan ibu berpulang .  Ibu telah melahirkan kita ke dunia. Dan sejak saat itu ibu selalu berjuang untuk kehidupan dan kebahagiaan anak-anaknya. Apalagi aku juga seorang ibu dari tiga anak perempuan. Aku seakan paham jasa-jasa ibu. Maka insya Allah aku tidak lupa memanjatkan doa untuk ibu. Sehabis sholat, maupun di waktu aku teringat dan terkenang akan ibu.  Aku tidak tahu, apakah ini arti kehilangan , atau kesedihan , atau bakti yang terakhir . Tapi begitulah. Aku sulit membuang bayang-bayang dan kenangan tentang ibu. Gambar-gambar ibu terbang menari-nari di pelupuk mata, melayangkan khayalan ke masa lalu. "Jangan terbawa jalan-jalan setan..." pesan adik laki-lakiku. Rasa kehilangan orang yang kita cintai, seringkali dianggap wajar, dan membuat kita larut. Menangis, meratap, meraung, semata-sema karena tidak rela dan sedih secara mendalam. Tapi aku tidak menangis, tidak

Indahnya Punya Tiga Anak Perempuan

Taman Balaikota Palu Punya tiga orang anak perempuan dalam rentang 9 tahun, rasanya sungguh luar biasa  Moms . Yang pasti seru dan bahagia.  Saya juga serasa diberi tantangan menghadapi keunikan dan hasrat mereka. Alhamdulillah  dengan berjalannya waktu, trik menghadapi anak-anak perempuan yang berbeda usia ini, dapat saya kuasai. Dan berikut ringkasannya: Awali dengan memberi pengertian Tentu setiap tindakan harus diawali dengan pola pikir.  Moms  bisa menerangkan hal mana yang baik, kurang baik, tidak baik, dan hal mana yang salah, beserta alasannya.  Gunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Pekerjaan ini diibaratkan mengisi botol . Perlu takaran, kesabaran, bahkan berulang-ulang.   Tetapi lambat laun mereka akan mengerti. Beri waktu Hal apapun yang Moms  ajarkan kepada anak-anak, tidak akan secara express  diserap dan dilaksanakan oleh mereka. Bahkan setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk "mencerna"nya. Ada yang cepat paham, dan ada yang membutu

Menikmati Pagi untuk Energi

Foto: Ayra Amirah Moms, sebagian kita sudah tahu benar apa manfaat bangun pagi. Bahkan sudah melakukannya. Tapi sebagian yang lain lagi, memilih "memanjangkan" jam tidurnya sampai menjelang siang.  Bangun pagi adalah awal kita beraktifitas. Ada yang ke sawah, ada yang ke sekolah, ada yang ke kantor, ataupun hanya ke pasar. Nah pertanyaannya, mengapa kita sibuk seperti itu ya, Moms ? Apakah kita sudah masuk dalam suatu lingkaran? Kita sibuk mengejar dunia, dan senang hidup penuh rencana, target, dan cita-cita. Lalu setelah sekian lama, berbulan, bertahun, bergelut seperti itu, apakah kita jadi jenuh? Bosan dan butuh liburan? Moms,   coba perhatikan. Justru ada sebagian orang lain lagi yang mempunyai waktu lebih fleksibel.  Mereka lebih "mungkin" menyapa alam. Menghayati jengkal demi jengkal. Sungguh yang Allah ciptakan itu tidak sia-sia. Lalu bagaimana cara menikmati alam yang Allah berikan untuk kita manusia?  Simpke kok Moms. Cukup melangkahkan kaki ke