script type= "text/javasript">if Belajar jadi Mom... Langsung ke konten utama

Belajar jadi Mom...


Moms, bagaimanakah rasanya "berhasil" jadi ibu? Pastinya bahagia dong... hehe, 100% malah. Moms telah mendapat karunia dari Allah. Selanjutnya adalah tanggung jawab yang memerlukan segenap energi, pengorbanan, dan cinta itu sendiri. Siapkah kita? Harus siap!
Ada waktu seumur hidup kita untuk belajar dan menyempurnakannya. Lalu menerapkan pada anak-anak kita. Mereka adalah amanah dari Allah. Kalau kata kita "aset" di hari tua.

Lalu bagaimana agar perasaan bahagia menjadi seorang ibu tadi bisa awet tanpa tercemar perasaan lain yang diibaratkan sebagai "racun"? Marah misalnya.


Menjadi seorang ibu bukanlah pilihan, moms. Tapi kehendak Allah. Maka tanyalah kepadaNya setiap kita menemukan sandungan. Karena betapa pun murninya kasih sayang dan cinta ibu, anak-anak adalah individu yang baru saja mulai tumbuh dan berkembang. Mulai menjadi bayi mungil yang baru mengenal dunia, menjadi balita yang baru saja mengenal nasi, lauk, dan makanan lezat lainnya. Lalu perlahan mereka menjelma menjadi anak-anak yang pintar di sekolah, menjadi remaja yang lincah dan bersemangat, hingga akhirnya tumbuh dewasa. Lebih cantik dari ibunya, lebih tinggi dari ayahnya, lebih pandai berdebat, lebih piawai berbicara apapun.

Ingin rasanya kita menarik nafas panjang. Lega karena telah merawat mereka sebesar ini. Telah membimbing mereka sejauh ini. Melewati tahun demi tahun yang penuh drama.

Moms...
Marah bukanlah sesuatu yang benar-benar salah. Rasa itu ada, pun Allah yang memberikannya. Hanya saja, alangkah indahnya jika marah itu mempunyai tempat dan porsi. Bukan marah yang seenaknya.

Lalu bagaimana jika terlanjur moms marah kepada buah hati hingga lewat batas? Jika marah itu ditunggangi iblis sampai melukai batin anak-anak kita?

Astagfirullahal adzim....
Sungguh manusia itu tempatnya salah dan dosa. Bersujud kepada yang memberikan karunia besar ini, yang pernah membuncahkan rasa bahagia menjadi ibu dengan segala tugasnya, dengan segala kemuliaannya, menumpahkan tetes demi tetes penyesalan, sesungguhnya manusia sering berbuat zhalim... maka yang kedua adalah permohonan maaf itu sendiri. Bahwa cinta seorang ibu begitu besar, begitu murni, sepanjang zaman, dalam keadaan apapun...tapi bayi kita, anak-anak kita, sungguh tak mudah menafsirkannya, tak mudah menerimanya, tak mudah mempercayainya.

Sekali lagi moms...siap tidak siap...kita punya waktu seumur hidup, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, untuk kita belajar dan menyempurnakan ilmu kita, untuk diterapkan sebaik mungkin. Iringlah dengan doa, tanpa putus asa dan terus bersemangat untuk menunaikan amanah besar ini. SELAMAT BERJUANG!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah surat kecil: Bahagiakah Kau Bersamaku

Foto: dokpri N ak, ibu ingin menulis surat terbuka untukmu. Ibu ingin mengenang kembali peristiwa yang sudah kita lewati. Semoga saat membaca surat ini, hatimu akan tersentuh, dan menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Nak, saat kau lahir, apakah kau tahu, ibu sudah menjadi IBU yang bahagia.  Kau adalah bayi cantik dan sangat sehat. Terlihat dari sinar di bola matamu. Bagai bintang kejora yang indah. Kau adalah anak pertama yang kumiliki. Dua adikmu  belum  lahir saat itu. Maka bukan waktuku saja yang melimpah untukmu, tapi hatiku. Kita punya banyak kenangan yang tak bisa kusebutkan semuanya di sini. Bagaimana kalau beberapa saja yaa, Nak. A pakah kau  ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi. Lalu kita berjalan pelan ke mulut gang, berharap berpapasan dengan kedatangan Abahmu. Abahmu datang dengan sepedanya (sepeda sang bos yang dipinjamkan kepada Abahmu. Abahmu). Saat kita sudah menemukan Abahmu, kau akan dibawanya pulang sam

Asam-asam Peda (kuliner suku Banjar)

Ikan asin peda (foto: dokpri) Dari judulnya, aku sedang tertarik membahas satu masakan istimewa suku Banjar.  Aku sendiri bisa dibilang penikmat Asam-asam Peda.  Peda adalah nama jenis ikan asin yang banyak dijumpai di Banjarmasin dan Samarinda. Dua kota ini tak terlalu berdekatan jaraknya. Beda propinsi, malah. Tetapi banyak dari penduduk asli Banjarmasin dan sekitarnya yang merantau sampai ke kota Samarinda.  Samarinda sendiri mempunyai suku asli Kutai dan Dayak. Namun oleh beberapa faktor, kota ini sudah memikat orang-orang dari berbagai penjuru untuk datang dan menetap. Jadilah suku aslinya tak terlalu tampak. Alias kalah jumlah. Itu tadi sekilas tentang orang Banjar yang merantau sampai ke Samarinda. Nah, sudah kebiasaan perantau bila harus kangen masakan dari kampung halamannya. Terutama saat rindu pulang tapi tak pulang-pulang. Dari sekian banyak kuliner suku Banjar, yang mudah dieksekusi para "perindu" salah satunya adalah si ikan Peda. Ikan Peda adalah ikan asin yang

Ibu telah Berpulang

Foto: dokpri S eperti Anda yang tengah membaca tulisan ini, aku juga tidak akan lupa tanggalnya, kapan ibu berpulang .  Ibu telah melahirkan kita ke dunia. Dan sejak saat itu ibu selalu berjuang untuk kehidupan dan kebahagiaan anak-anaknya. Apalagi aku juga seorang ibu dari tiga anak perempuan. Aku seakan paham jasa-jasa ibu. Maka insya Allah aku tidak lupa memanjatkan doa untuk ibu. Sehabis sholat, maupun di waktu aku teringat dan terkenang akan ibu.  Aku tidak tahu, apakah ini arti kehilangan , atau kesedihan , atau bakti yang terakhir . Tapi begitulah. Aku sulit membuang bayang-bayang dan kenangan tentang ibu. Gambar-gambar ibu terbang menari-nari di pelupuk mata, melayangkan khayalan ke masa lalu. "Jangan terbawa jalan-jalan setan..." pesan adik laki-lakiku. Rasa kehilangan orang yang kita cintai, seringkali dianggap wajar, dan membuat kita larut. Menangis, meratap, meraung, semata-sema karena tidak rela dan sedih secara mendalam. Tapi aku tidak menangis, tidak

Indahnya Punya Tiga Anak Perempuan

Taman Balaikota Palu Punya tiga orang anak perempuan dalam rentang 9 tahun, rasanya sungguh luar biasa  Moms . Yang pasti seru dan bahagia.  Saya juga serasa diberi tantangan menghadapi keunikan dan hasrat mereka. Alhamdulillah  dengan berjalannya waktu, trik menghadapi anak-anak perempuan yang berbeda usia ini, dapat saya kuasai. Dan berikut ringkasannya: Awali dengan memberi pengertian Tentu setiap tindakan harus diawali dengan pola pikir.  Moms  bisa menerangkan hal mana yang baik, kurang baik, tidak baik, dan hal mana yang salah, beserta alasannya.  Gunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Pekerjaan ini diibaratkan mengisi botol . Perlu takaran, kesabaran, bahkan berulang-ulang.   Tetapi lambat laun mereka akan mengerti. Beri waktu Hal apapun yang Moms  ajarkan kepada anak-anak, tidak akan secara express  diserap dan dilaksanakan oleh mereka. Bahkan setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk "mencerna"nya. Ada yang cepat paham, dan ada yang membutu

Menikmati Pagi untuk Energi

Foto: Ayra Amirah Moms, sebagian kita sudah tahu benar apa manfaat bangun pagi. Bahkan sudah melakukannya. Tapi sebagian yang lain lagi, memilih "memanjangkan" jam tidurnya sampai menjelang siang.  Bangun pagi adalah awal kita beraktifitas. Ada yang ke sawah, ada yang ke sekolah, ada yang ke kantor, ataupun hanya ke pasar. Nah pertanyaannya, mengapa kita sibuk seperti itu ya, Moms ? Apakah kita sudah masuk dalam suatu lingkaran? Kita sibuk mengejar dunia, dan senang hidup penuh rencana, target, dan cita-cita. Lalu setelah sekian lama, berbulan, bertahun, bergelut seperti itu, apakah kita jadi jenuh? Bosan dan butuh liburan? Moms,   coba perhatikan. Justru ada sebagian orang lain lagi yang mempunyai waktu lebih fleksibel.  Mereka lebih "mungkin" menyapa alam. Menghayati jengkal demi jengkal. Sungguh yang Allah ciptakan itu tidak sia-sia. Lalu bagaimana cara menikmati alam yang Allah berikan untuk kita manusia?  Simpke kok Moms. Cukup melangkahkan kaki ke