script type= "text/javasript">if Menikmati Pagi untuk Energi Langsung ke konten utama

Menikmati Pagi untuk Energi

Foto: Ayra Amirah


Moms, sebagian kita sudah tahu benar apa manfaat bangun pagi. Bahkan sudah melakukannya. Tapi sebagian yang lain lagi, memilih "memanjangkan" jam tidurnya sampai menjelang siang. 

Bangun pagi adalah awal kita beraktifitas. Ada yang ke sawah, ada yang ke sekolah, ada yang ke kantor, ataupun hanya ke pasar.

Nah pertanyaannya, mengapa kita sibuk seperti itu ya, Moms?

Apakah kita sudah masuk dalam suatu lingkaran? Kita sibuk mengejar dunia, dan senang hidup penuh rencana, target, dan cita-cita.

Lalu setelah sekian lama, berbulan, bertahun, bergelut seperti itu, apakah kita jadi jenuh? Bosan dan butuh liburan?

Moms,  coba perhatikan.

Justru ada sebagian orang lain lagi yang mempunyai waktu lebih fleksibel. Mereka lebih "mungkin" menyapa alam. Menghayati jengkal demi jengkal. Sungguh yang Allah ciptakan itu tidak sia-sia.


Lalu bagaimana cara menikmati alam yang Allah berikan untuk kita manusia? Simpke kok Moms.

Cukup melangkahkan kaki ke halaman mencari sinar lembut matahari pagi, atau menyentuh dan mencium kelopak mawar yang mekar. Menyadari bahwa hujan tadi malam begitu derasnya. Dan betapa burung-burung kecil mencuit berkicau memuji Allah. Subhanallah...

Mari kita mengingat sejenak.

Mungkin saat Moms pulas tertidur, di tempat lain pada detik yang sama, sebuah bencana terjadi. Entah gempa bumi, banjir, kebakaran, tabrakan... Sementara kita dibangunkan Allah dalam keadaan yang sempurna, tak kurang apapun.

Kita begitu lemah tetapi kita senantiasa dilindungi Allah. Kita mendapatkan nikmat begitu banyak (QS. Ar Rahman). Sementara hidup kita terlalu banyak rencana dan cita-cita.

Kita begitu sibuk setiap hari. Kita sudah masuk dalam suatu lingkaran. Berpacu dan bergegas agar tidak terlambat.

Tanpa sadar kita sudah tidak adil pada sinar matahari pagi. Pada bunga-bunga yang bermekaran dengan cantiknya. Pada kicau burung yang katanya menentramkan. Lebih dari itu, kita lupa pada Allah. Lupa sholat subuh!

Moms, mari bangun dengan penuh syukur. 

Menikmati pagi bukan sekedar menghabiskan secangkir teh hangat dengan roti. Tidak juga dengan membuka whatsapp dan mendengarkan berita di tv. Bukan dengan setumpuk cucian yang harus segera dibereskan. Menyiapkan anak-anak kita yang akan berangkat ke sekolah. Bukan karena setumpuk file telah untuk dikerjakan.

Nikmatilah pagi bukan untuk "sibuk-sibuk" yang nantinya akan membuat stres dan jenuh. Tapi tambahkanlah energi kita untuk beraktifitas seharian nanti dengan lebih dulu melakukan penghayatan kepada alam dan bersyukur.

Bukankah kita ramai mencari menu makanan sehat dan alami untuk bisa hidup lebih sehat? Mengapa tidak memulainya dari panca indra kita? Tujuannya adalah untuk memompa energi kita lebih keluar lagi, tanpa mendatangkan rasa jenuh dan bosan sedemikian cepat.

Jangan segan mencobanya ya Moms...


Sajak Pagi

 Ada cinta dalam pagimu
 Sejak kubuka mata dan bernafas
 Cinta yang tak dijabarkan
 Habis begitu saja
 Ditelan jam demi jam kesibukan

 Ada wangi bunga yang ceria dalam pagimu
 Saat kudekap dan cium
 Kudengarkan dengan sabar
Tanpa mengingat semua akan berlalu

Tetapi berjuta orang melupakanmu
 Detak-detak waktu seperti mengejar
 Roda-roda kehidupan kian berputar
 Tak ada waktu menunggu

 Wahai pagi yang sempurna
 Teruslah ceria tanpa luka
 Usah hiraukan kaki-kaki kuda berlari
 Kepak sayap burung pergi
 Doakan kami kembali


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah surat kecil: Bahagiakah Kau Bersamaku

Foto: dokpri N ak, ibu ingin menulis surat terbuka untukmu. Ibu ingin mengenang kembali peristiwa yang sudah kita lewati. Semoga saat membaca surat ini, hatimu akan tersentuh, dan menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Nak, saat kau lahir, apakah kau tahu, ibu sudah menjadi IBU yang bahagia.  Kau adalah bayi cantik dan sangat sehat. Terlihat dari sinar di bola matamu. Bagai bintang kejora yang indah. Kau adalah anak pertama yang kumiliki. Dua adikmu  belum  lahir saat itu. Maka bukan waktuku saja yang melimpah untukmu, tapi hatiku. Kita punya banyak kenangan yang tak bisa kusebutkan semuanya di sini. Bagaimana kalau beberapa saja yaa, Nak. A pakah kau  ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi. Lalu kita berjalan pelan ke mulut gang, berharap berpapasan dengan kedatangan Abahmu. Abahmu datang dengan sepedanya (sepeda sang bos yang dipinjamkan kepada Abahmu. Abahmu). Saat kita sudah menemukan Abahmu, kau akan dibawanya pulang sam

Asam-asam Peda (kuliner suku Banjar)

Ikan asin peda (foto: dokpri) Dari judulnya, aku sedang tertarik membahas satu masakan istimewa suku Banjar.  Aku sendiri bisa dibilang penikmat Asam-asam Peda.  Peda adalah nama jenis ikan asin yang banyak dijumpai di Banjarmasin dan Samarinda. Dua kota ini tak terlalu berdekatan jaraknya. Beda propinsi, malah. Tetapi banyak dari penduduk asli Banjarmasin dan sekitarnya yang merantau sampai ke kota Samarinda.  Samarinda sendiri mempunyai suku asli Kutai dan Dayak. Namun oleh beberapa faktor, kota ini sudah memikat orang-orang dari berbagai penjuru untuk datang dan menetap. Jadilah suku aslinya tak terlalu tampak. Alias kalah jumlah. Itu tadi sekilas tentang orang Banjar yang merantau sampai ke Samarinda. Nah, sudah kebiasaan perantau bila harus kangen masakan dari kampung halamannya. Terutama saat rindu pulang tapi tak pulang-pulang. Dari sekian banyak kuliner suku Banjar, yang mudah dieksekusi para "perindu" salah satunya adalah si ikan Peda. Ikan Peda adalah ikan asin yang

Ibu telah Berpulang

Foto: dokpri S eperti Anda yang tengah membaca tulisan ini, aku juga tidak akan lupa tanggalnya, kapan ibu berpulang .  Ibu telah melahirkan kita ke dunia. Dan sejak saat itu ibu selalu berjuang untuk kehidupan dan kebahagiaan anak-anaknya. Apalagi aku juga seorang ibu dari tiga anak perempuan. Aku seakan paham jasa-jasa ibu. Maka insya Allah aku tidak lupa memanjatkan doa untuk ibu. Sehabis sholat, maupun di waktu aku teringat dan terkenang akan ibu.  Aku tidak tahu, apakah ini arti kehilangan , atau kesedihan , atau bakti yang terakhir . Tapi begitulah. Aku sulit membuang bayang-bayang dan kenangan tentang ibu. Gambar-gambar ibu terbang menari-nari di pelupuk mata, melayangkan khayalan ke masa lalu. "Jangan terbawa jalan-jalan setan..." pesan adik laki-lakiku. Rasa kehilangan orang yang kita cintai, seringkali dianggap wajar, dan membuat kita larut. Menangis, meratap, meraung, semata-sema karena tidak rela dan sedih secara mendalam. Tapi aku tidak menangis, tidak

Indahnya Punya Tiga Anak Perempuan

Taman Balaikota Palu Punya tiga orang anak perempuan dalam rentang 9 tahun, rasanya sungguh luar biasa  Moms . Yang pasti seru dan bahagia.  Saya juga serasa diberi tantangan menghadapi keunikan dan hasrat mereka. Alhamdulillah  dengan berjalannya waktu, trik menghadapi anak-anak perempuan yang berbeda usia ini, dapat saya kuasai. Dan berikut ringkasannya: Awali dengan memberi pengertian Tentu setiap tindakan harus diawali dengan pola pikir.  Moms  bisa menerangkan hal mana yang baik, kurang baik, tidak baik, dan hal mana yang salah, beserta alasannya.  Gunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Pekerjaan ini diibaratkan mengisi botol . Perlu takaran, kesabaran, bahkan berulang-ulang.   Tetapi lambat laun mereka akan mengerti. Beri waktu Hal apapun yang Moms  ajarkan kepada anak-anak, tidak akan secara express  diserap dan dilaksanakan oleh mereka. Bahkan setiap anak membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk "mencerna"nya. Ada yang cepat paham, dan ada yang membutu