Anakku dan aku beda zaman.
Wahh...gimana tuh maksudnya?
Iya, kalau sekarang kita dah emak-emak, dulu di masa sekolah dasar kita sama sekali ngga kenal handphone, gadget, telepon pintar, dan seterusnya.
Pun kalau ada sesuatu yang ingin diketahui, kita yang sekarang jadi emak, dulunya hanya bisa duduk manis di perpustakaan membuka buku ensiklopedi. Buku ini, buku itu, pokoknya yang hobi baca, betah berjam-jam membaca karena ingin pintar. Begitulah.
Sekarang aku seperti mendapat kejutan.
Ternyata anak sulungku tak hafal beberapa wilayah di Indonesia. Sebut saja Bandung, Banyuwangi, Jember.
Lalu anak sulungku juga tak tahu SARA itu apa. Bahkan tak tahu para mantan Presiden. Aduh duh... Pe-er nih buat ibunya.
Lalu kukatakan: "banyak melihat berita tv nak..."
Tapi aku tak usah terlalu berharap dehh. Beginilah kalau beda zaman.
Saat si sulung kehilangan acara tv-nya, maksudnya film horor berganti tayangan acara lain, segera dia mengambil hp dan search.
Saat aku kebingungan dengan video you tube karena tiba-tiba hilang tersentuh jari, anakku dengan sigap mengajari. "Sentuh ini loh Bu...jangan yang ini..." Ketahuan kan ibunya gaptek.
Dan yang belum pudar dari ingatanku, saat aku niat hendak keluar rumah, si sulung memberikan sejumlah uang dan secarik catatan.
Kopi original 1 sachet
Susu plain 1 kotak
Cokelat bubuk 1 bungkus
Resep dalgona coffee yang lembut telah berpindah dari you tube ke kepala anakku.
Tunggu, perlu tarik nafas sebentar.
Ilmu bukanlah sesuatu yang salah jika generasi di bawah kita para emak, mengambilnya dari kemajuan zaman, medsos, dan sebagainya. Sepanjang itu ilmu yang bermanfaat dan tidak disalahgunakan, oke lah.
Bagaimana dengan anak keduaku yang usianya menginjak sepuluh tahun?
Si cantik ini sejujurnya tak terlalu sering menggunakan handphone layaknya si kakak. Anakku ini masih sangat cinta dengan yang namanya bermain. Bermain boneka ataupun bermain "jual-jualan" tak mengenal kata bosan.
Biarpun teman mainnya adalah si bungsu yang belum genap empat tahun, tapi dengan kreatifitasnya, anak keduaku ini membuat sendiri sebentuk "mesin kasir" dari kardus kecil, spons, lem dan spidol. Woalaa..
Senada dengan itu, si kecilku tak kalah membuat tawa bapak ibunya geleng-geleng.
Suatu malam saat bapak duduk santai sepulang kerja, si kecil seperti biasa melompat ke pangkuan sambil menenteng hp. Dengan lincah memutar koleksi download tepat di depan hidung bapak.
Lagu yang diputar juga hasil arahan si kakak berjudul Lily by Allan Walker. Dengan santai si kecil bersenandung menirukan.
Bukan saja bapak ngga doyan lagu berbahasa asing, lebih dari itu bapak heran lagu remeh temeh saja dihafal, bukannya pandai mengaji atau pandai membaca.
Keesokan hari, sewaktu kuajak menonton video cepat belajar membaca-30 jam, si kecil menolak dan bilang jelek.
Tapi saat yang memberikan pengajaran emaknya sendiri, si bungsu mau saja mengikuti.
Ya sudahlah... apapun itu, yang pinter ya nak... Yang giat belajar... Semoga jadi anak yang soleha...amin.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Silahkan berkomentar dengan sopan.