script type= "text/javasript">if Catatan Cinta Ibu Langsung ke konten utama

Postingan

Ayo Makan Sayur Pare!

Foto: pribadi Daunnya beraroma pahit, tetapi bunganya cantik dan wangi.   Klu ini tidak banyak yang bisa menebak, yaa sahabat😊 Dialah Pare,  jenis sayuran yang banyak dihindari karena rasanya yang pahit.  Tapi TIDAK untuk saya dan suami.  Kami berdua penggemar sayur pare . Cobalah sahabat  masak pare  tumis dengan campuran wortel, tahu putih, dan jagung. Rasa pahitnya akan berubah jadi manis lho, sahabat .  Atau ditumis dengan campuran daging kurban (hehe...setahun sekali dong masaknya) diiris kecil, dijamin nikmatnya.  Atau ditumis hanya dengan campuran udang kering (udang papey) juga sedap.  Bisa juga dimasak mengikuti resep kampung halaman suami. Pare dimasak dengan santan kental, diisi abon ikan dan kelapa muda parut di dalamnya, dijamin makannya nambah lagi, hehe... Karena kami penggemar sayur pare, tetapi saat ini doi harganya meroket, maka tidak heran kalau kemudian kami menanamnya di pekarangan.  Foto: pribadi Mengenai manfaat,  sayur yang satu ini mempunyai banyak sekali m

Serba-serbi Bayi Baru Lahir (tentang ibu)

Kebahagiaan   pasangan yang baru saja dikaruniai momongan, diekspresikan dalam banyak bentuk. Mulai dari kebingungan untuk mulai menggendong bayi mereka, perasaan "tak mampu" memandikan bayinya, hingga perasaan gemas untuk mencium bayi yang sedang tidur, sekalipun bayi anda akan kaget dan terbangun. Huaahh...sebaiknya anda bijaksana sejak awal kelahirannya ya Moms ... Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap pada bayi baru lahir: 1. Menyapa bayi Anda ketika bangun dari tidur dengan suara lembut dan salam Hal ini penting karena dari sinilah bayi belajar mengenali suara-suara orang di sekitarnya, terutama ibu.  Katakan sambutan dan kalimat-kalimat mesra  serta memuji bayi Anda  seperti:  "Assalamu alaikum sayang..." "Anak mama yang pintar, sudah bangun..." "Mau tetek dulu, atau langsung mama jemur nih...mumpung sinar matahari masih lembut, sayang..." "Coba mama periksa dulu, ada pup  ngga nih..." 2. Menenangkan diri sebelu

Teman Dimanapun, Sampai Kapanpun

Awal 2017  saat aku bertemu dan berkenalan dengan mbak Emi di kota Palu, seseorang yang usianya 12 tahun di bawahku, aku tidak menyangka suatu hari hubungan kami akan lebih dari sekedar tetangga.  Saat itu anak bungsuku baru berumur 8 bulan. Mbak Emi tampak sayang dengannya. Sering menggendongnya dan membelikan beberapa cemilan.  Tapi keakraban kami tidak berlangsung terlalu lama.  Satu setengah tahun kemudian, yaitu Juli 2018  kami dipisahkan oleh  keadaan . Aku harus segera pulang kampung, karena ibu sakit keras. Sekali-sekali kami berkomunikasi jarak jauh, tetapi agak terkendala jaringan. Apalagi setelah kepindahanku, kota Palu dilanda gempa dan sunami hebat. Komunikasi kami lebih terhambat  lagi, karena mbak Emi harus mengungsi pula. S uatu hari kami tersambung lagi. Dan dengan nada gembira, mbak Emi memberi tahu bahwa dirinya telah hamil.  Alhamdulillah ...akhirnya... setelah lima tahun menunggu momongan.  Beberapa nasihat pun mulai kubagikan melalui chat .  Mulai dari bagimana

Menu Favorit Balitaku

Foto: Yoanita Savit Ada banyak kesan saat sahabat blogger mempunyai balita, termasuk aku. Mulai dari kelucuan mereka berbicara, kemanjaannya, sampai masalah-masalah seputaran maem  si kecil yang harus dicari solusinya. Nah, kali ini aku akan berbagi menu favorit balitaku (yang sekarang sudah ngga balita lagi, hehe...)  yang ketiganya kebetulan sama: sup ceker . Kenapa aku pilih sup ceker dengan wortel dan kentang?  Di samping kenikmatannya, sup ceker punya kandungan yang sangat baik, antara lain kalsium, kalium,  magnesium,  fosfor, dan kolagen untuk regenerasi kulit, untuk pencernaan, dan daya tahan tubuh. Ngga heran jika diingat-ingat ketiga anakku saat bayi sampai sekarang sudah besar, bisa dibilang jarang sakit. Alhamdulillah. Kira-kira memang ada korelasi nya, ditambah  faktor - faktor lain. Kembali membahas  mengenai  sup ceker, untuk menghidangkannya pada balita, sahabat blogger harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Ceker dimasak sampai empuk  sehingga mudah diemut

Sebuah surat kecil: Bahagiakah Kau Bersamaku

Foto: dokpri N ak, ibu ingin menulis surat terbuka untukmu. Ibu ingin mengenang kembali peristiwa yang sudah kita lewati. Semoga saat membaca surat ini, hatimu akan tersentuh, dan menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Nak, saat kau lahir, apakah kau tahu, ibu sudah menjadi IBU yang bahagia.  Kau adalah bayi cantik dan sangat sehat. Terlihat dari sinar di bola matamu. Bagai bintang kejora yang indah. Kau adalah anak pertama yang kumiliki. Dua adikmu  belum  lahir saat itu. Maka bukan waktuku saja yang melimpah untukmu, tapi hatiku. Kita punya banyak kenangan yang tak bisa kusebutkan semuanya di sini. Bagaimana kalau beberapa saja yaa, Nak. A pakah kau  ingat, dulu saat kau masih balita, sehabis mandi sore ibu mendandani dirimu. Kau cantik dan wangi. Lalu kita berjalan pelan ke mulut gang, berharap berpapasan dengan kedatangan Abahmu. Abahmu datang dengan sepedanya (sepeda sang bos yang dipinjamkan kepada Abahmu. Abahmu). Saat kita sudah menemukan Abahmu, kau akan dibawanya pulang sam

Ibu telah Berpulang

Foto: dokpri S eperti Anda yang tengah membaca tulisan ini, aku juga tidak akan lupa tanggalnya, kapan ibu berpulang .  Ibu telah melahirkan kita ke dunia. Dan sejak saat itu ibu selalu berjuang untuk kehidupan dan kebahagiaan anak-anaknya. Apalagi aku juga seorang ibu dari tiga anak perempuan. Aku seakan paham jasa-jasa ibu. Maka insya Allah aku tidak lupa memanjatkan doa untuk ibu. Sehabis sholat, maupun di waktu aku teringat dan terkenang akan ibu.  Aku tidak tahu, apakah ini arti kehilangan , atau kesedihan , atau bakti yang terakhir . Tapi begitulah. Aku sulit membuang bayang-bayang dan kenangan tentang ibu. Gambar-gambar ibu terbang menari-nari di pelupuk mata, melayangkan khayalan ke masa lalu. "Jangan terbawa jalan-jalan setan..." pesan adik laki-lakiku. Rasa kehilangan orang yang kita cintai, seringkali dianggap wajar, dan membuat kita larut. Menangis, meratap, meraung, semata-sema karena tidak rela dan sedih secara mendalam. Tapi aku tidak menangis, tidak

Peluk Ibu Selalu

Mengapa kupilih judul ini, tdak lain karena aku ingat anak perempuanku ke3. Dia masih kecil, dua setengah tahun.  Bisa kugambarkan bahwa dia cantik, mungil, lucu, dan soleha. K ecantikannya, sekalipun tak melebihi balita lainnya yang mengundang hati untuk mencium dan menggendongnya. Dia m ungil... dan nyaman untuk dipeluk kapan saja. S ering membuat hati tersenyum, tergelak, terbahak... dan s oleha karena hafal beberapa doa, serta hampir selalu ikut sholat di sampingku. Dan  seperti judul yang kupilih, anakku ini selaluuu sayang ibu... Harus kuakui, dari ketiga anak perempuan yang Allah berikan, mereka memiliki keistimewaan masing-masing. Aku pun tidak ingin memilih kasih pada salah satu dari mereka. Aku ingin jadi seorang ibu yang bijak. Ibu yang adil. Tadinya, saat aku tengah mengandung, sempat terlintas dan was-was kalau-kalau perasaan kami (aku dan suami) saat kelahirannya nanti, tidak akan amazing seperti saat pertama kali kami dan Anda semua mempunyai bayi.  Ternyat